Konsep karya ini
merupakan bentuk visual yang menceritakan sosok wayang yang asal mulanya
merupakan bentuk bayangan yang dimainkan oleh dalang dengan lakon yang diceritakannya.
Wayang pada karya ini divisualisasikan pada tiga bentuk, yaitu wayang pada
lukisan kaca, wayang pada media kertas duplek, dan wayang pada bentuk bayangan.
Dari situ kita melihat bahwa perkembangan wayang terdiri dari beberapa
tampilan, seperti pada pagelaran wayang kulit kita bisa melihat bentuk wayang
tampak dari depan yang dilihat hanya bentuk bayangan/ kreasi seni tatah
sungging wayang, dari belakang layar kita bisa melihat bentuk tampilan wayang
dari segi estetika warnanya, dan seiring perkembangan zaman kita bisa melihat bentuk
visual wayang pada lukisan kaca. Oleh karena itu, bentuk visual wayang yang
dibuat pada konsep karya ini mempunyai hubungan, baik dari segi visual, lakon,
fungsi, dan sejarahnya. Pada karya ini menampilkan sosok wayang Semar yang
dilukis pada kaca, sosok wayang Bima pada kertas duplek, dan sosok wayang
Kumbakarna pada bentuk bayangan. Dari tokoh wayang tersebut telah mewakili
tentang lakon yang biasa dimainkan oleh Dalang yaitu kisah Ramayana dan
Mahabharata, sehingga mempunyai hubungan, dan Semar adalah salah satu tokoh
wayang yang hanya ada di Indonesia, yang mempunyai peran untuk mendidik,
mengajarkan kebaikan, mengingatkan kita pada rakyat kecil, karena Semar
menyatu/manunggal dengan dua/dwi dunia/Mayapada yaitu di Bumi dan di Kahyangan
ketika menjadi Dewa “Sang Hyang Ismaya”.
Penulis : Endang Adi Sutomo