Endang Adi Sutomo, Bima Suci, Cat Minyak Di Atas Kaca, 100 cm x 75 cm, 2012.
Sebuah
perjalanan panjang untuk menemukan suatu kebenaran, keberhasilan, dan pengetahuan
yang tentunya akan berguna bagi orang yang mampu melakukannya dengan mempunyai
tekad yang kuat.
Hidup di
alam marcapada tidak lepas dari rintangan dan halangan, kisah ini saya
mengadopsi dari perjalanan Bima dalam menemukan Air Kehidupan atau Tirta
Prawitasari yang keberadaannya konon di dalam dasar samudra.
Di
ceritakan Bima sebagai simbol manusia dalam mencari jati dirinya. Orang
mengenalnya sebagai tokoh wayang yang mempunyai kekuatan yang sakti mandraguna,
mampu mengalahkan musuhnya, dan sanggup menjalankan perintah gurunya, walau
halangan dan rintangan yang di hadapinya Bima takkan goyah dan sanggup untuk
menghadapinya.
Disini
Bima dapat ujian yaitu mencari air kehidupan yang di perintahkan gurunya
Pendita Durna. Di dalam perjalanannya Bima di hadang oleh Naga Ardawalika,
namun tekad Bima tak akan menyerah Ia dapat mengalahkan Naga tersebut dengan
menggunakan kuku Pancanaka. Cerminan Bima dalam pertarungan melawan Naga
Ardawalika (ular) mempunyai arti bahwa manusia harus bisa malawan nafsu atau
sifat buruknya agar bisa mencapai sebuah kebenaran dan keberhasilan. Karena
sifat buruk manusia akan membawa dan menjerumuskan tiap pribadi seseorang pada
pengaruh buruk sehingga dapat mencelakakan diri kita. Orang yang mampu
mengalahkan sifat buruknya akan mendapatkan sebuah jalan yang benar, titik
terang, kenyamanan dalam kehidupan.
Penulis : Endang Adi Sutomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar