Konsep karya ini mengambil dari cerita di zaman Ramayana yaitu adanya
“Ilmu Sastra Jendra Hayuningrat”. Kilas ceritanya yaitu berawal dari Batara
Guru pemimpin negeri kayangan Indraloka yang telah memberikan Ilmu Sastra
Jendra hayuningrat kepada seorang petapa yaitu Begawan Wisrawa, sebagai titipan
untuk bisa dijaga dan dipelihara. Jika hendak diamalkan harus kepada orang yang
benar-benar jiwa dan hatinya dalam keadaan bersih, dan orang tersebut harus
menjalani laku untuk membersihkan diri dari semua segi godaan yang bersifat
duniawi.
Ajaran Ilmu Sastra Jendra itu bagaikan seorang guru
yang mengajari muridnya agar kelak memperoleh pengetahuan dan bisa digunakan
dengan sebaiknya. Dalam arti luasnya adalah, barang siapa yang menyadari dan
menaati benar makna yang terkandung di dalam ajaran itu akan dapat mengenal
watak diri pribadi. Nafsu-nafsu ini selanjutnya dipupuk, dikembangkan dengan
sungguh-sungguh secara jujur, di bawah pimpinan kesadaran yang baik dan
bersifat jujur. Yang sifat buruk jahat dilenyapkan dan yang bersifat baik
dikembangkan sejauh mungkin. Kesemuanya di bawah pimpinan kebijaksanaan yang
bersifat luhur dalam memumpuni makna kehidupan yang benar dan dijalankan sesuai
dengan syariat ajaran yang baik.
Tetapi di zaman sekarang ini banyak orang pintar dengan gelar, pangkat,
dan jabatan yang ia peroleh melalui pendidikan, nmun dalam kenyataanya banyak perilaku dan tindakan yang
melanggar seperti halnya para koruptor, terorisme,
persaingan politik, yang kuat
dia yang menang, dan sejauh dia berpendidikan namun sejauh pula memanfaatkan ilmu yang
dimilikinya untuk tindakan merugikan orang lain.
Penulis : Endang Adi Sutomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar